jump to navigation

Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Bagagar Syah, Raja Alam Pagaruyung (bagian-5) 18/05/2008

Posted by oasisnet in Sejarah MinangKabau.
trackback
Berdasarkan Silsilah Ahli Waris Daulat yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung, Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah yang dikenal juga dengan panggilan Yang Dipertuan Hitam mempunyai empat orang saudara; Puti Reno Sori, Tuan Gadih Tembong, Tuan Bujang Nan Bakundi dan Yang Dipertuan Batuhampar, hasil perkawinan dari Daulat yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah (II) yang juga dikenal dengan kebesarannya Sultan Abdul Fatah Sultan Abdul Jalil (I) dengan Puti Reno Janji Tuan Gadih Pagaruyung XI.

— more —

Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah menikah pertama kali dengan Siti Badi’ah dari Padang mempunyai empat orang putera yaitu: Sutan Mangun Tuah, Puti Siti Hella Perhimpunan, Sutan Oyong (Sutan Bagalib Alam) dan Puti Sari Gumilan.

Dengan isteri keduanya Puti Lenggogeni (kemenakan Tuan Panitahan Sungai Tarab) mempunyai satu orang putera yaitu Sutan Mangun (yang kemudian menjadi Tuan Panitahan SungaiTarab salah seorang dari Basa Ampek Balai dari Kerajaan Pagaruyung).Sutan Mangun menikah dengan Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung ke XIII (anak Puti Reno Sori Tuan Gadih Pagaruyung XII  dan kemenakan kandung dari Sultan Alam Bagagarsyah).

Dengan isteri ketiganya Tuan Gadih Saruaso (kemenakan Indomo Saruaso, salah seorang Basa Ampek Balai Kerajaan Pagaruyung) mempunyai putera satu orang: Sutan Simawang Saruaso (yang kemudian menjadi Indomo Saruaso).

Dengan isteri keempatnya Tuan Gadih Gapuak (kemenakan Tuan Makhudum Sumanik) mempunyai putera dua orang yaitu Sutan Abdul Hadis (yang kemudian menjadi Tuan Makhudum Sumanik salah seorang Basa Ampek Balai dari Kerajaan Pagaruyung) dan Puti Mariam. Sutan Abdul Hadis mempunyai  delapan orang putera yaitu: Sutan Badrunsyah, Puti Lumuik, Puti Cayo Lauik, Sutan Palangai, Sutan Buyung Hitam, Sutan Karadesa, Sutan M.Suid dan Sutan Abdulah. Puti Mariam mempunyai dua orang putera : Sutan Muhammad Yakub dan Sutan Muhammad Yafas (kemudian menjadi Tuan Makhudum Sumanik)

Adik perempuan dari Daulat Sultan Alam Bagagarsyah yaitu Puti Reno Sori yang kemudian dinobatkan menjadi Tuan Gadih Pagaruyung XII menikah dengan saudara sepupunya Daulat Yang Dipertuan Sultan Abdul Jalil Yamtuan Garang Yang Dipertuan Sembahyang II Raja Adat Pagaruyung, mempunyai seorang puteri yaitu Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung XIII. Puti Reno Sumpu dengan suami pertamanya Sutan Ismail Raja Gunuang Sahilan mempunyai seorang puteri: Puti Sutan Abdul Majid. Sedangkan dengan suami keduanya: Sutan Mangun  Tuan Panitahan Sungai Tarab (putera dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai seorang puteri: Puti Reno Saiyah Tuan Gadih Mudo (Tuan Gadih ke XIV).

Puti Reno Saiyah ini menikah dengan Sutan Badrunsyah Penghulu Kepala Nagari Sumanik (putera dari Sutan Abdul Hadis dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera empat orang yaitu: Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam Tuan Gadih Ke XV, Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang, Puti Reno Fatimah Tuan Gadih Etek dan Sultan Ibrahim Tuanku Ketek.

Puti Reno Aminah dengan suami pertamanya Datuk Rangkayo Basa, Penghulu Kepala Nagari Tanjung Sungayang mempunyai seorang puteri: Puti Reno Dismah Tuan Gadih Gadang (Tuan Gadih Pagaruyung XVI) dan dengan suami keduanya Datuk Rangkayo Tangah dari Bukit Gombak mempunyai putera satu orang: Sutan Usman Tuanku Tuo.

Puti Reno Dismah Tuan Gadih Gadang menikah dengan Sutan Muhammad Thaib Datuk Penghulu Besar (ibunya Puti Siti Marad adalah cucu dari Sutan Abdul Hadis dan cicit dari Sultan Alam Bagagarsyah, sedangkan ayahnya Sutan Muhammad Yafas adalah anak dari Puti Mariam dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera enam orang: Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, Sutan Muhammad Thaib Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Puti Reno Yuniarti Thaib, Sutan Muhammad Farid Thaib, Puti Reno Rahimah Thaib.

Sutan Usman Tuanku Tuo menikah dengan Rosnidar dari Tiga Batur (cicit dari Sutan Mangun anak Sutan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera delapan orang: Puti Rahmah Usman, Puti Mardiani Usman, Sutan Akmal Usman Khatib Sampono, Sutan M .Ridwan Usman Datuk Sangguno, Sutan Rusdi Usman Khatib Muhammad, Puti Rasyidah Usman, Puti Widya Usman, Sutan Rusman Usman, Puti Sri Darma Usman.
Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang tidak mempunyai putera.

Puti Reno Fatimah Tuan Gadih Etek menikah dengan Ibrahim Malin Pahlawan dari Bukit Gombak mempunyai putera tiga orang: Puti Reno Nurfatimah Tuan Gadih Angah, Puti Reno Fatima Zahara Tuan Gadih Etek dan Sutan Ismail Tuanku Mudo.
Puti Reno Nurfatimah Tuan Gadih Angah menikah dengan Sy.Datuk Marajo dari Pagaruyung mempunyai seorang putera : Sutan Syafrizal Tuan Bujang Muningsyah Alam.

Puti Reno Fatima Zahara menikah dengan Sutan Pingai Datuk Sinaro Patiah Tanjung Barulak (adalah cicit dari Puti Fatimah dan piut  dari Sultan Abdul Jalil Yamtuan Garang Yang Dipertuan Sembahyang) mempunyai putera delapan orang: Sutan Indra Warmansyah Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Sutan Indra Firmansyah, Sutan Indra Gusmansyah, Puti Reno Endah Juita, Sutan Indra Rusmansyah, Puti Reno Revita, Sutan Nirwansyah Tuan Bujang Bakilap Alam, Sutan Muhammad Yusuf.

Sutan Ismail Tuanku Mudo menikah dengan Yusniar dari Saruaso (adalah cicit dari Yam Tuan Simawang anak Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera tujuh orang: Sutan Fadlullah, Puti Titi Hayati, Sutan Satyagraha, Sutan Rachmat Astra Wardana, Sutan Muhammad Thamrinul Hijrah, Puti Huriati, Sutan Lukmanul Hakim.

Sutan Ibrahim Tuanku Ketek dengan isteri pertamanya Dayang Fatimah dari Batipuh (kemenakan Tuan Gadang Batipuh) mempunyai seorang putera: Sutan Syaiful Anwar Datuk Pamuncak; dengan istri keduanya Nurlela dari Padang mempunyai seorang putera: Sutan Ibramsyah dan isteri ketiganya Rosmalini dari Buo mempunyai puteri dua orang: Puti Roswita dan Puti Roswati.

Dari kutipan Silsilah Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung dapat dilihat bahwa ahli waris baik berdasarkan garis matrilineal maupun patrilineal adalah anakcucu dari Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung ke XIII yang sampai sekarang mewarisi dan mendiami Istano Si Linduang Bulan di Balai Janggo Pagaruyung Batusangkar.

Setelah mamaknya Sultan Alam Bagagarsyah ditangkap Belanda pada tanggal 2 Mei 1833 dan dibuang ke Batavia dan ayahnya Daulat Yang Dipertuan Abdul Jalil Yang Dipertuan Sembahyang mangkat di Muara Lembu, maka Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu dijemput oleh Datuk-datuk Yang bertujuh untuk kembali ke Pagaruyung melanjutkan tugas mamak dan sekaligus tugas ayahnya sebagai Raja Alam dan Raja Adat.

Sesampainya di Pagaruyung, ternyata tidak ada lagi istana yang berdiri di Pagaruyung karena telah dibumi hanguskan. Kemudian pemerintah Belanda menawarkan bantuan untuk mendirikan istananya di Gudam atau di Kampung Tengah atau di Balai Janggo. Beliau memilih mendirikan istananya di Balai Janggo dengan alasan dekat dengan padangnya, Padang Siminyak (diceritakan oleh cucu beliau Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam kepada penulis). Nama Istana Si Linduang Bulan kembali dipakai (nama istana tempat kediaman Raja Pagaruyung sejak dulu) untuk nama istana yang baru itu, sekaligus sebagai pengganti dari istana-istana raja Pagaruyung yang terbakar semasa Perang Paderi.

Istana Si Linduang Bulan ini kemudian terbakar lagi pada tanggal 3 Agustus 1961. Atas prakarsa Sutan Oesman Tuanku Tuo ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung beserta anak cucu dan keturunan; Tan Sri Raja Khalid dan Raja Syahmenan dari Negeri Sembilan, Azwar Anas Datuk Rajo Sulaiman, Aminuzal Amin Datuk Rajo Batuah, bersama-sama Sapiah Balahan, Kuduang Karatan, Timbang Pacahan, Kapak Radai dari  Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung serta Basa Ampek Balai dan Datuk Nan Batujuh  Pagaruyung,  Istana Si Linduang Bulan dibangun kembali dan diresmikan pada tahun 1989.

*
Disarikan oleh : Puti Reno Raudha Thaib)

Berdasarkan Silsilah Ahli Waris Daulat yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung, Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah yang dikenal juga dengan panggilan Yang Dipertuan Hitam mempunyai empat orang saudara; Puti Reno Sori, Tuan Gadih Tembong, Tuan Bujang Nan Bakundi dan Yang Dipertuan Batuhampar, hasil perkawinan dari Daulat yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah (II) yang juga dikenal dengan kebesarannya Sultan Abdul Fatah Sultan Abdul Jalil (I) dengan Puti Reno Janji Tuan Gadih Pagaruyung XI.
Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah menikah pertama kali dengan Siti Badi’ah dari Padang mempunyai empat orang putera yaitu: Sutan Mangun Tuah, Puti Siti Hella Perhimpunan, Sutan Oyong (Sutan Bagalib Alam) dan Puti Sari Gumilan.

Dengan isteri keduanya Puti Lenggogeni (kemenakan Tuan Panitahan Sungai Tarab) mempunyai satu orang putera yaitu Sutan Mangun (yang kemudian menjadi Tuan Panitahan SungaiTarab salah seorang dari Basa Ampek Balai dari Kerajaan Pagaruyung).Sutan Mangun menikah dengan Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung ke XIII (anak Puti Reno Sori Tuan Gadih Pagaruyung XII  dan kemenakan kandung dari Sultan Alam Bagagarsyah).

Dengan isteri ketiganya Tuan Gadih Saruaso (kemenakan Indomo Saruaso, salah seorang Basa Ampek Balai Kerajaan Pagaruyung) mempunyai putera satu orang: Sutan Simawang Saruaso (yang kemudian menjadi Indomo Saruaso).

Dengan isteri keempatnya Tuan Gadih Gapuak (kemenakan Tuan Makhudum Sumanik) mempunyai putera dua orang yaitu Sutan Abdul Hadis (yang kemudian menjadi Tuan Makhudum Sumanik salah seorang Basa Ampek Balai dari Kerajaan Pagaruyung) dan Puti Mariam. Sutan Abdul Hadis mempunyai  delapan orang putera yaitu: Sutan Badrunsyah, Puti Lumuik, Puti Cayo Lauik, Sutan Palangai, Sutan Buyung Hitam, Sutan Karadesa, Sutan M.Suid dan Sutan Abdulah. Puti Mariam mempunyai dua orang putera : Sutan Muhammad Yakub dan Sutan Muhammad Yafas (kemudian menjadi Tuan Makhudum Sumanik)

Adik perempuan dari Daulat Sultan Alam Bagagarsyah yaitu Puti Reno Sori yang kemudian dinobatkan menjadi Tuan Gadih Pagaruyung XII menikah dengan saudara sepupunya Daulat Yang Dipertuan Sultan Abdul Jalil Yamtuan Garang Yang Dipertuan Sembahyang II Raja Adat Pagaruyung, mempunyai seorang puteri yaitu Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung XIII. Puti Reno Sumpu dengan suami pertamanya Sutan Ismail Raja Gunuang Sahilan mempunyai seorang puteri: Puti Sutan Abdul Majid. Sedangkan dengan suami keduanya: Sutan Mangun  Tuan Panitahan Sungai Tarab (putera dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai seorang puteri: Puti Reno Saiyah Tuan Gadih Mudo (Tuan Gadih ke XIV).

Puti Reno Saiyah ini menikah dengan Sutan Badrunsyah Penghulu Kepala Nagari Sumanik (putera dari Sutan Abdul Hadis dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera empat orang yaitu: Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam Tuan Gadih Ke XV, Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang, Puti Reno Fatimah Tuan Gadih Etek dan Sultan Ibrahim Tuanku Ketek.

Puti Reno Aminah dengan suami pertamanya Datuk Rangkayo Basa, Penghulu Kepala Nagari Tanjung Sungayang mempunyai seorang puteri: Puti Reno Dismah Tuan Gadih Gadang (Tuan Gadih Pagaruyung XVI) dan dengan suami keduanya Datuk Rangkayo Tangah dari Bukit Gombak mempunyai putera satu orang: Sutan Usman Tuanku Tuo.

Puti Reno Dismah Tuan Gadih Gadang menikah dengan Sutan Muhammad Thaib Datuk Penghulu Besar (ibunya Puti Siti Marad adalah cucu dari Sutan Abdul Hadis dan cicit dari Sultan Alam Bagagarsyah, sedangkan ayahnya Sutan Muhammad Yafas adalah anak dari Puti Mariam dan cucu dari Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera enam orang: Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, Sutan Muhammad Thaib Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Puti Reno Yuniarti Thaib, Sutan Muhammad Farid Thaib, Puti Reno Rahimah Thaib.

Sutan Usman Tuanku Tuo menikah dengan Rosnidar dari Tiga Batur (cicit dari Sutan Mangun anak Sutan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera delapan orang: Puti Rahmah Usman, Puti Mardiani Usman, Sutan Akmal Usman Khatib Sampono, Sutan M .Ridwan Usman Datuk Sangguno, Sutan Rusdi Usman Khatib Muhammad, Puti Rasyidah Usman, Puti Widya Usman, Sutan Rusman Usman, Puti Sri Darma Usman.
Puti Reno Halimah Tuan Gadih Kuniang tidak mempunyai putera.

Puti Reno Fatimah Tuan Gadih Etek menikah dengan Ibrahim Malin Pahlawan dari Bukit Gombak mempunyai putera tiga orang: Puti Reno Nurfatimah Tuan Gadih Angah, Puti Reno Fatima Zahara Tuan Gadih Etek dan Sutan Ismail Tuanku Mudo.
Puti Reno Nurfatimah Tuan Gadih Angah menikah dengan Sy.Datuk Marajo dari Pagaruyung mempunyai seorang putera : Sutan Syafrizal Tuan Bujang Muningsyah Alam.

Puti Reno Fatima Zahara menikah dengan Sutan Pingai Datuk Sinaro Patiah Tanjung Barulak (adalah cicit dari Puti Fatimah dan piut  dari Sultan Abdul Jalil Yamtuan Garang Yang Dipertuan Sembahyang) mempunyai putera delapan orang: Sutan Indra Warmansyah Tuanku Mudo Mangkuto Alam, Sutan Indra Firmansyah, Sutan Indra Gusmansyah, Puti Reno Endah Juita, Sutan Indra Rusmansyah, Puti Reno Revita, Sutan Nirwansyah Tuan Bujang Bakilap Alam, Sutan Muhammad Yusuf.

Sutan Ismail Tuanku Mudo menikah dengan Yusniar dari Saruaso (adalah cicit dari Yam Tuan Simawang anak Sultan Alam Bagagarsyah) mempunyai putera tujuh orang: Sutan Fadlullah, Puti Titi Hayati, Sutan Satyagraha, Sutan Rachmat Astra Wardana, Sutan Muhammad Thamrinul Hijrah, Puti Huriati, Sutan Lukmanul Hakim.

Sutan Ibrahim Tuanku Ketek dengan isteri pertamanya Dayang Fatimah dari Batipuh (kemenakan Tuan Gadang Batipuh) mempunyai seorang putera: Sutan Syaiful Anwar Datuk Pamuncak; dengan istri keduanya Nurlela dari Padang mempunyai seorang putera: Sutan Ibramsyah dan isteri ketiganya Rosmalini dari Buo mempunyai puteri dua orang: Puti Roswita dan Puti Roswati.

Dari kutipan Silsilah Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung dapat dilihat bahwa ahli waris baik berdasarkan garis matrilineal maupun patrilineal adalah anakcucu dari Puti Reno Sumpu Tuan Gadih Pagaruyung ke XIII yang sampai sekarang mewarisi dan mendiami Istano Si Linduang Bulan di Balai Janggo Pagaruyung Batusangkar.

Setelah mamaknya Sultan Alam Bagagarsyah ditangkap Belanda pada tanggal 2 Mei 1833 dan dibuang ke Batavia dan ayahnya Daulat Yang Dipertuan Abdul Jalil Yang Dipertuan Sembahyang mangkat di Muara Lembu, maka Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu dijemput oleh Datuk-datuk Yang bertujuh untuk kembali ke Pagaruyung melanjutkan tugas mamak dan sekaligus tugas ayahnya sebagai Raja Alam dan Raja Adat.

Sesampainya di Pagaruyung, ternyata tidak ada lagi istana yang berdiri di Pagaruyung karena telah dibumi hanguskan. Kemudian pemerintah Belanda menawarkan bantuan untuk mendirikan istananya di Gudam atau di Kampung Tengah atau di Balai Janggo. Beliau memilih mendirikan istananya di Balai Janggo dengan alasan dekat dengan padangnya, Padang Siminyak (diceritakan oleh cucu beliau Puti Reno Aminah Tuan Gadih Hitam kepada penulis). Nama Istana Si Linduang Bulan kembali dipakai (nama istana tempat kediaman Raja Pagaruyung sejak dulu) untuk nama istana yang baru itu, sekaligus sebagai pengganti dari istana-istana raja Pagaruyung yang terbakar semasa Perang Paderi.

Istana Si Linduang Bulan ini kemudian terbakar lagi pada tanggal 3 Agustus 1961. Atas prakarsa Sutan Oesman Tuanku Tuo ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung beserta anak cucu dan keturunan; Tan Sri Raja Khalid dan Raja Syahmenan dari Negeri Sembilan, Azwar Anas Datuk Rajo Sulaiman, Aminuzal Amin Datuk Rajo Batuah, bersama-sama Sapiah Balahan, Kuduang Karatan, Timbang Pacahan, Kapak Radai dari  Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Pagaruyung serta Basa Ampek Balai dan Datuk Nan Batujuh  Pagaruyung,  Istana Si Linduang Bulan dibangun kembali dan diresmikan pada tahun 1989.

*
Disarikan oleh : Puti Reno Raudha Thaib)

Comments»

1. Rizuan - 18/07/2008

Assalamualaikum saudaraku. Kenalkah kepada Buyung bin Dato’ Maharaja yang telah lama berhijrah ke Sumatera.

Terima Kasih.

2. Rizuan - 18/07/2008

Maaf silap bukan berhijrah ke sumatera tapi Semenanjung

3. Rizuan - 18/07/2008

Siri yang dipaparkan amat menarik. Lawatanku sebelum ini tidak dapat melihat salah silah ini tetapi sekarang agak jelas sedikit. Very good.

4. oriza candra - 04/09/2008

dari cerita yang disajikan, cobalah silsilah dibuat dalam bentuk digram jadi nampak arah garis turunan.
Yang masih dipertanyakan dimana letak intan sidi sutan pahlawan yang merupakan satu-satu nya anak lelaki Sutan alam bagagarsyah.

Wendrayadi - 13/10/2009

Yth. Oriza Candra,
Kebetulan Saya baru buka situs ini, dan surprise Anda menyebut nama Intan Sidi. Nama itu selalu disebut-sebut di dalam keluarga Saya. Jika Anda tmengetahui dengan rinci tentang Intan Sidi, Saya akan berterimakasih jika Anda bisa menginformasikannya pada Saya.

eri - 20/10/2009

Sewaktu Pengangkatan ( Pemindahan ) Jenazah Sultan Alam Bagagarsyah dari Pemakaman Mangga Dua ke TMP Kalibata,waktu itu yang berhak pegang payung kuning Pagaruyung adalah ADNAN SUTAN MACHOEDOEM,karena ADNAN SUTAN MACHOEDOEM adalah Putra (Turunan) INTAN SIDI DATUK LELO PAHLAWAN,beliau juga didampingi (Alm) Buya Hamka wakil Pemerintah RI, kini (Alm) ADNAN SUTAN MACHOEDOEM di makamkan di Seberang Padang,

5. Jeffri Asman - 24/10/2008

Kalau boleh tanya, Suku apa saja yg ada ditanah minang kabau yg berasal dari keturunan raja2 disana?

6. Amri Rasyidin - 07/01/2009

Alangkah rancaknya kalau silsilah itu ada tahunnya, sehingga lebih meyakinkan pembaca. Dengan cara penyajian seperti itu membuat orang agak bingung yang kemudian muncul keraguan. Apalagi sejarah kerajaan Minangkabau selama ini tidak mempunyai tradisi tulis menulis. Penulisan tambo baru dimulai setelah masuknya pengaruh Islam sekitar abad XV dan XVI dengan tulisan arab melayu. Kalau pun ada peninggalan tulisan di beberapa situs (batu basurek) konon tidak bisa dibaca oleh ahlinya. Saya rasa orang Minang yang egaliter saat ini tidak begitu tertarik dengan silsilah yang berbau kerajaan… Apalagi dalam sejarahnya pengaruh kerajaan hampir tidak berbekas dalam sikap dan perilaku orang Minang dalam beberapa generasi…. Tidak seperti orang Jawa, sampai sekarang tetap berbekas pengaruh kerajaan di tengah-tengah masyarakatnya. Mohon maaf.

7. sutan indra k glr sutan suri dirajo (suku jambak, pondok, padang) - 26/07/2009

yah, namanya juga mencoba membangkitkan batang tarandam, jika mungkin semuanya dicoba untuk dihubung-hubungkan. Pertanyaan saya: apa boleh seorang minangkabau menarik gelar puti dari ayahnya yang sutan sementara ibunya siti seperti yang dijelaskan di atas? Kemana matriarchat/matrilinealnya, semestinya hal seperti ini tidak terjadi. Setahu saya di Padang, sutan/puti didapat karena ibunya seorang puti tanpa melihat status sang ayah.Jika ayah seorang sutan sedangkan ibunya siti maka si anak laki-laki akan bernama marah dan wanitanya siti (hal ini berlanjut). Jika ayah seorang sutan sedangkan ibunya tidak ada puti/siti maka si anak akan mendapatkan gelar tituler marah dan siti tanpa dapat dilanjutkan kepada keturunan berikutnya. Mohon maaf, itulah kebiasaan kami di Padang.

8. Wendrayadi - 13/10/2009

Assalamu’alaikum wr.wb,
Saya mendapat informasi dari keluarga besar, bahwa garis keturunan keluarga adalah:
(1) Ayah : Zainal Adnan St Bagindo (kalau tdk salah total bersaudara 8 orang, ayah adalah yang tertua))
(2) Kakek: Adnan St. Makhudum
(3) Kakek Buyut: Intan Sidi – Nenek Buyut: Ramalah (dari Sumanik)
(4) Kakek-kakek Buyut: Sultan Alam Bagagar Syah
Ketika Presiden Soeharto ingin memindahkan makam Sultan Alam Bagagar Syah dari Mangga Dua ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Soeharto mengutus Buya Hamka untuk menjemput kakek (Adnan St. Makhudum) dari Padang ke Jakarta sebagai orang yang berhak mengangkat kerangka Sutan Alam Bagagar Syah dari makamnya di Mangga Dua. Buya Hamka dipercaya menyebut Kakek sebagai Tungga Babeleang.
Pertanyaan Saya:
(1) Apa artinya Tungga Babeleang?
(2) Sebagai perbandingan, dimana Saya bisa mendapatkan informasi tertulis tentang hal ini?

oasisnet - 27/06/2011

Tungga Babeleang = laki-laki seorang yang ada di dalam keluarga selebihnya anak perempuan atau dia anak satu2nya.

9. Siti Muharramah binti Mazlan - 20/10/2009

mohon di beri kesempatan untuk mencari silsilah keluarga ku yang masih samar-samar.
kabarnya arwah nenek ku Simbam binti Sutan Jamin adalah berketurunan Sultan Ibrahim Tuaku Ketek. Sutan Jamin teleh berhijrah ke Negeri Sembilan, Malaysia dan masih mempunyai waris di sini.
Kami adapun sedang mencari asal usul kami dan ingin mendekatkan dan mengenali saudara – saudara kami di Pagaruyung.
Simbam binti Sutan jamin masih mempunyai Saudara kandung yang masih hidup iaitu Alias bin Sitan Jamin.
Alias telah pergi ke Padang untuk mencari saudara – saudara kami yang masih tinggal.
Mohon pertolongan jika ada sesiapa yang dapt membantu.
terima kasih

10. yusrin - 13/12/2009

saya dari malaysia, setelah membaca silsilah diatas, saya masih tidak mengetahui dimanakah asalnya nenek moyang saya, untuk pengetahun nenek moyang saya asalnya dari pagaruyung berketurunan raja dimana mereka datang ke negeri sembilan.

11. mokhtar zainal - 27/02/2010

Salam buat penulis, saya ingin tahu jika ada waris raja alam yang diiktiraf sehingga sekarang.. sekiranya boleh saya ingin masuk mengadap beliau secara rasmi. Saya sedang cuba melihat kesatuan antara keturunan raja alam dengan keturunan raja melaka, yang pada asalnya juga merupakan keturunan anak raja terakhir dari golongan raja pagaruyung yang membawa diri ke tamasik. Jika diberikan keizinan, saya ingin mengadap atau berjumpa dengan waris2 raja alam ini dalam masa terdekat. Terima kasih.

12. oriza - 23/03/2010

Bapak Taufik Thaib dapat gelar sejak umur brapa? bagaimana dengan adnan sutan machudum yang dapat gelar pada umur 19 tahun yang dapat dibuktikan dengan ijazah yang dikeluarkan pada masa penjajahan Belanda, boleh uji DNA mana yang lebih dekat antara rumpun Bapak Taufik Thaib dengan rumpun Adnan ? braniii…?

13. Tengku Rosmi - 01/07/2010

Sultan Alam Muningsyah II (dikenali juga sebagai Sultan Abd. Fatah) mempunyai dua beradik iaitu Yang DiPertuan Rajo Bakumin dan YamTuan Rajo Beringin. Saya amat berminat sekiranya tuan ada maklumat mengenai YamTuan Rajo Beringin seperti apa terjadi kepada beliau setelah Sultan Alam Muningsyah I, ayahanda beliau mangkat. Saya difahamkan bahawa beliau dikebumikan di Kampong Tengah, Seri Menanti, Negri Sembilan. Apakah ianya benar?


Leave a comment